senang mengabadikan tubuh yang tak berhalang
padahal hanya iseng belaka
ketika birahi yang juara
etika menguap entah kemana
oh nafsu menderu deru
bikin malu...
oh nafsu menderu deru
susah maju...
rekam dan memamerkan badan yang lainnya
mungkin hanya untuk kenangan
apakah kita tersesat arah
mengapa kita tak bisa dewasa
senang mengabadikan tubuh yang tak berhalang
padahal hanya iseng belaka
ketika birahi yang juara
etika menguap entah kemana
oh nafsu menderu deru
bikin malu...
oh nafsu menderu deru
susah maju...
rekam dan memamerkan badan yang lainnya
mungkin hanya untuk kenangan
apakah kita tersesat arah
mengapa kita tak bisa dewasa
Lho, emang lagu ini kenapa? Ya gak kenapa kenapa. Liriknya simpel, gampang diinget. dan terutama ketika dulu gue inget banget setaun lalu gue sama anak2 kampus terserang penyakit jiwa karena menyanyikan lagu ini.
ceritanya temen kampus ada yang ditawarin manggung di fakultas laen. Sebagai satu-satunya perwakilan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) seni di fakultas, kita sepakat untuk meramaikan acara itu, mendukung temen kita yang lagi manggung. Pokoknya harus heboh. begitu kata ketua UKM (sebut saja Bos). Perasaan gue gak enak.
Besok sorenya bos dateng dan mengambil semua atribut-atribut aneh dan mencolok yang ada di Sekre (markas kita bersama). Siap!gak tau apa yang gue pikirin, berikut list barang-aneh-pemberi-semangat :
- Bendera Merah Putih
- Jimbe
- Boneka Spiderman
- Kliwon (karya senirupa dari isolasi)
- Piala
- Pentungan Ronda
Tiba giliran band kita, si Bos maju. AYO MAJUUUUU. Bos langsung mengambil posisi kayak suporter sepakbola. tapi salah tempat booosss!dia tetep joged, melengkung menekuk menjelma menjadi manusia tanpa dosa. Bos mengarahkan kita dengan satu telunjuk ke atas yang artinya "ayo sini semua atau jangan harap lo bisa liat langit besok" semua langsung maju ke depan membawa alat penyemangat masing-masing
Seketika kita membuat gerakan lepas. Bendera merah putih dikibarkan, semua hormat, jimbe dipukul, pukul mengikuti irama musik tapi tetep gak keruan, boneka spiderman ditaruh di pundak bagaikan elang piaraan, kliwon diajak menari, piala disimpan kalo2 nanti dipanggil sebagai juara (padahal gak ikut kompetisi), pentungan ronda digantung di tiang deket panggung takut ada apa2 nanti dan bingung harus ngapain.
Ababil2 SMA terdiam. pasti dalam benak mereka bilang. Ternyata mahasiswa juga gak ilmiah-ilmiah banget yak. Dan satu hal yang gue dapet dari situ ternyata kita masih bisa nakal. Kita tidak bisa terpisah dari kegilaan yang instan dalam otal meski kita udah tumbuh kumis dan jenggot. Kita gak boleh munafik sok serius kuliah padahal pengen meneriakkan "GUE CINTA KETIDAKMAPANAN!". Kita ini Remaja nakal, di depan remaja ababil.
senang mengabadikan tubuh yang tak berhalang
padahal hanya iseng belaka
ketika birahi yang juara
etika menguap entah kemana
oh nafsu menderu deru
bikin malu...
oh nafsu menderu deru
susah maju...
rekam dan memamerkan badan yang lainnya
mungkin hanya untuk kenangan
apakah kita tersesat arah
mengapa kita tak bisa dew
Tidak ada komentar:
Posting Komentar